Jadigitu.com ~ Tidak ada pernikahan sempurna yang berjalan mulus tanpa pertengkaran.
Jika dipahami dan diselesaikan dengan baik, pertengkaran adalah sebuah
media untuk saling memahami dan mengerti kebutuhan pasangan.
1. Waktu Luang
Banyak wanita yang kesal saat pasangannya
memilih hang out bersama teman-temannya ketimbang dengan sang istri.
Percayalah, hal ini terjadi pada banyak pasangan di seluruh dunia.
Wanita sering berpikir bahwa setelah menikah, waktu luang adalah waktu
bersama. Sementara bagi pria, waktu luang adalah waktu bersenang-senang
dengan dunianya. Bicarakan hal ini, kapan Anda dan dia boleh
bersenang-senang sendiri, kapan harus meluangkan waktu bersama.
2. Uang
Inilah
hal panas yang paling sering menjadi sumber pertengkaran bahkan
perceraian. Karena itu, penting untuk membicarakan semua hal tentang
uang bersama pasangan sebelum menikah. Setelah menikah, seringkali satu
pihak merasa pihak lain terlalu boros atau tidak terbuka mengenai
masalah uang. Perbedaan pengelolaan keuangan antara dua orang bisa
menjadi bentrokan saat menyusun keuangan bersama. Diskusikan hal ini
dengan bijak, buat catatan anggaran agar tahu kemana aliran uang pergi,
dan ingat untuk saling terbuka mengenai keuangan dengan pasangan.
3. Tugas Rumah
Tugas
rumah tangga tidak lagi menjadi 100 persen tanggung jawab wanita.
Pernikahan masa kini lebih terbuka untuk saling membantu semua hal yang
berhubungan dengan urusan rumah. Sayangnya, hal ini justru bisa menjadi
sumber pertengkaran. Wanita biasanya ingin rumah yang bersih dan rapi.
Sementara mayoritas pria ingin yang 'nyaman', tidak perlulah sampai
bersih atau sangat rapi. Tidak heran jika sang wanita ngomel, menganggap
sang suami malas serta dan tidak mau membantu pekerjaan rumah. Agar hal
ini tidak terjadi, bagilah tugas kebersihan rumah bersama.
4. Seks dan Keintiman
Keintiman
(seharusnya) menjadi hal yang menyenangkan dalam pernikahan. Tetapi hal
ini juga sering memicu pertengkaran. Jika salah satu memiliki gairah
yang tinggi, sementara pasangan tidak bisa memenuhi gairah tersebut,
akan ada pihak yang kecewa. Pastikan hal ini hanya menjadi pembicaraan
privat antara Anda dan pasangan. Jika masalah masih berlanjut,
konsultasikan pada ahli kesehatan. Tidak perlu malu, karena salah satu
kunci pernikahan bahagia adalah kehidupan seks yang yang baik.
Anak adalah anugerah yang indah, titipan
Tuhan yang paling berharga. Sayangnya, kehadiran anak dalam pernikahan
juga bisa menyebabkan konflik. Perbedaan pola asuh yang diterapkan
paling sering menjadi pertengkaran. Salah satu pihak menganggap pola
asuh terlalu keras dan disiplin, sementara yang lain merasa pola asuh
terlalu manja. Bicarakan hal ini dengan bijak berdua, pola asuh mana
yang terbaik, karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Semarah
apapun Anda pada pasangan, jangan pernah melampiaskannya pada anak.
6. Stres dan Capek
Mengarungi
bahtera rumah tangga, ada banyak hal yang dipikirkan. Mulai dari
membayar tagihan bulanan, uang sekolah anak, memastikan rumah dalam
keadaan bersih, gizi semua terpenuhi dan sebagainya. Wanita sering
menjadi pihak yang paling capek, mengalami tekanan dan stres. Di lain
pihak, suami dan pekerjaannya juga menyebabkan hal yang sama. Pihak yang
capek sering menyalahkan pihak lain tanpa alasan atau menyalahkan pihak
lain tidak mengerti dirinya. Untuk menangani hal ini, tarik napas dan
tenangkan pikiran sebelum membuka mulut. "Apa yang akan saya persoalkan?
Atau saya hanya capek saja dan butuh pelampiasan?" Tanyakan hal itu
pada diri Anda.
7. Cemburu
Cemburu tidak hanya
menjadi sensasi mereka yang baru pacaran atau pengantin baru, pasangan
yang telah menikah bertahun-tahun bisa mengalami hal yang sama, bahkan
untuk hal-hal yang dianggap remeh. Misalnya, suami memuji masakan nyonya
rumah sebelah yang mengadakan acara selamatan, Anda bisa saja kesal
karena jerih payah memasak sehari-hari tidak mendapat pujian apapun.
Hal
kecil ini biasanya jadi pertengkaran. Belum lagi jika sang suami
kedapatan melirik gadis muda, cemburu bisa membuat Anda melampiaskan
amarah dan dugaan yang tidak-tidak. Cara terbaik untuk meredam cemburu
adalah tenangkan diri dan katakan saja pada pasangan bahwa Anda cemburu.
Coba lihat perjalanan Anda dan pasangan selama ini, jangan sampai
cemburu merusak semuanya.
8. Orang Tua/Mertua/Keluarga Ikut Campur
Menikah
tidak hanya antara Anda dan dia, tetapi juga semua keluarga. Ada
pasangan yang ingin berjuang berdua, sehingga jika salah satu keluarga
ikut campur dalam rumah tangga, hal tersebut akan memicu pertengkaran.
Misalnya saja, ibu mertua mulai ngomel karena rumah Anda tidak rapi,
padahal anak Anda memang masih kecil dan sulit diajak rapi. Sudah capek,
sering diomeli, maka tidak heran jika wanita sering melampiaskan omelan
sang mertua pada suami.
Karena itu, Anda dan suami harus tegas,
sampai sejauh mana keluarga atau orang tua bisa masuk dalam rumah tangga
Anda. Katakan bahwa Anda dan suami senang diperhatikan, tetapi Anda dan
suami akan lebih senang jika menyelesaikan berbagai masalah berdua saja
tanpa campur tangan orang tua atau keluarga.
Sumber:http://www.vemale.com/relationship/keluarga/18143-8-penyebab-utama-pertengkaran-suami-istri.html
izin support kang , ,saya belum menikah jadi belum pernah mengalami :D
ReplyDelete