Jadigitu.com ~ Kanker pankreas merupakan salah satu bentuk kanker yang paling sulit
untuk dideteksi, dan diobati, serta sangat mematikan. Tetapi sebuah
penelitian berhasil menemukan bahwa hormon yang diproduksi oleh sel
lemak dapat digunakan untuk mengobati kanker pankreas.
Sejauh ini para ahli telah mengidentifikasi bahwa hanya kebiasaan merokok, diabetes, dan indeks massa tubuh yang tinggi (obesitas) saja yang berkaitan dengan kanker pankreas. Tetapi rupanya sel-sel lemak dalam tubuh juga berkontribusi terhadap perkembangan kanker.
Kanker pankreas sulit untuk dideteksi lebih dini karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Gejala kanker pankreas mungkin ditunjukkan dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Tinja berwarna pucat
- Urin berwarna gelap
- Kulit dan mata kekuningan
- Nyeri di daerah perut bagian atas
- Nyeri di tengah punggung
- Mual dan muntah
- Tinja mengambang
- Gejala lain, seperti kelemahan, kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan tiba-tiba, dan perasaan kenyang
Pilihan pengobatan untuk kanker pankreas termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan pembedahan. Pengobatan hanya akan berhasil jika penyakit ini telah terdeteksi pada tahap awal dan belum menyebar ke seluruh tubuh.
Sebuah penemuan baru menyatakan bahwa kanker pankreas mungkin dapat diobati dengan memanfaatkan adiponektin, yaitu hormon yang diproduksi secara eksklusif oleh sel-sel lemak yang disebut adipocytes. Adiponektin ini dapat membantu mengatur pemecahan glukosa dan lipid yang berdampak pada bagaimana tubuh merespon insulin.
Menurut peneliti, penemuan tersebut memberikan bukti tambahan bahwa obesitas, resistensi insulin, dan risiko kanker pankreas memiliki keterkaitan satu sama lain.
Dalam studi terbaru, yang dipimpin oleh Ying Bao, MD, ScD, dari Harvard Medical School, menemukan bahwa pasien kanker pankreas memiliki tingkat adiponektin yang rendah dalam darahnya, bila dibandingkan dengan orang yang sehat.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 360.000 peserta yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 468 orang pasien kanker pankreas, yang tidak memiliki bentuk lain dari kanker, dan telah memberikan sampel darah lebih dari 12 bulan sebelum diagnosis. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang terdiri dari 1.080 orang yang sehat.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat adiponektin rata-rata pasien kanker pankreas sebanyak 6,2 mikrogram per mililiter (mcg/ml) dan 6,8 mcg/ml pada kelompok kontrol. Peneliti menemukan bahwa tingkat adiponektin yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap kanker pankreas.
Penemuan baru tentang hubungan antara hormon adiponektin lemak dengan kanker pankreas ini dapat membantu para ahli dalam menemukan cara baru untuk mencegah perkembangan penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien kanker pankreas.
Hal ini bukan berarti orang yang obesitas atau memiliki cadangan lemak tinggi mampu menghasilkan hormon adiponektin yang lebih banyak. Produksi hormon adiponektin dapat optimal jika seseorang memiliki berat badan yang sehat sehingga sel-sel lemak mampu bekerja dengan baik.
Hasil penelitian ini kemudian diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute, seperti dikutip dari emaxhealth, Kamis (20/12/2012).
Sejauh ini para ahli telah mengidentifikasi bahwa hanya kebiasaan merokok, diabetes, dan indeks massa tubuh yang tinggi (obesitas) saja yang berkaitan dengan kanker pankreas. Tetapi rupanya sel-sel lemak dalam tubuh juga berkontribusi terhadap perkembangan kanker.
Kanker pankreas sulit untuk dideteksi lebih dini karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Gejala kanker pankreas mungkin ditunjukkan dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Tinja berwarna pucat
- Urin berwarna gelap
- Kulit dan mata kekuningan
- Nyeri di daerah perut bagian atas
- Nyeri di tengah punggung
- Mual dan muntah
- Tinja mengambang
- Gejala lain, seperti kelemahan, kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan tiba-tiba, dan perasaan kenyang
Pilihan pengobatan untuk kanker pankreas termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan pembedahan. Pengobatan hanya akan berhasil jika penyakit ini telah terdeteksi pada tahap awal dan belum menyebar ke seluruh tubuh.
Sebuah penemuan baru menyatakan bahwa kanker pankreas mungkin dapat diobati dengan memanfaatkan adiponektin, yaitu hormon yang diproduksi secara eksklusif oleh sel-sel lemak yang disebut adipocytes. Adiponektin ini dapat membantu mengatur pemecahan glukosa dan lipid yang berdampak pada bagaimana tubuh merespon insulin.
Menurut peneliti, penemuan tersebut memberikan bukti tambahan bahwa obesitas, resistensi insulin, dan risiko kanker pankreas memiliki keterkaitan satu sama lain.
Dalam studi terbaru, yang dipimpin oleh Ying Bao, MD, ScD, dari Harvard Medical School, menemukan bahwa pasien kanker pankreas memiliki tingkat adiponektin yang rendah dalam darahnya, bila dibandingkan dengan orang yang sehat.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 360.000 peserta yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 468 orang pasien kanker pankreas, yang tidak memiliki bentuk lain dari kanker, dan telah memberikan sampel darah lebih dari 12 bulan sebelum diagnosis. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang terdiri dari 1.080 orang yang sehat.
Para peneliti menemukan bahwa tingkat adiponektin rata-rata pasien kanker pankreas sebanyak 6,2 mikrogram per mililiter (mcg/ml) dan 6,8 mcg/ml pada kelompok kontrol. Peneliti menemukan bahwa tingkat adiponektin yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap kanker pankreas.
Penemuan baru tentang hubungan antara hormon adiponektin lemak dengan kanker pankreas ini dapat membantu para ahli dalam menemukan cara baru untuk mencegah perkembangan penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien kanker pankreas.
Hal ini bukan berarti orang yang obesitas atau memiliki cadangan lemak tinggi mampu menghasilkan hormon adiponektin yang lebih banyak. Produksi hormon adiponektin dapat optimal jika seseorang memiliki berat badan yang sehat sehingga sel-sel lemak mampu bekerja dengan baik.
Hasil penelitian ini kemudian diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute, seperti dikutip dari emaxhealth, Kamis (20/12/2012).
Baca Juga :
Sumber:http://health.detik.com/read/2012/12/20/093227/2123069/763/sel-sel-lemak-bisa-melindungi-anda-dari-kanker-pankreas?l992206755
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda