Jadigitu.com ~ "Saya takut disangka orang hamil dokter, padahal saya tidak punya suami," ungkap seorang Ibu waktu konsultasi di tempat praktik saya suatu sore. "Kok bisa?," tanya saya. "Perut saya ini dokter", sambil berdiri dari kursi seperti mau memamerkan perutnya yang besar. "Ngak tahu dokter, dalam beberapa bulan ini perut saya terasa semakin besar, khawatir juga kalau ada sesuatu di dalamnya, takut ada tumor dok," jawab pasien
Pasien seorang Ibu, menjanda dengan dua anak, masih muda dan cantik. Melihat penampilannya yang sedikit agak genit, dan perutnya seperti orang hamil 9 bulan tidak salah juga barangkali orang lain akan berpikir macam-macam. Kelihatan kulit perutnya yang putih mulus, seperti belum pernah melahirkan. Pada pemeriksaan tanda-tanda kehamilan juga tidak saya temukan, dan USG juga menunjukkan hal demikian. hanya terdapat penumpukan lemak di bagian dalam perutnya yang luar biasa. Hatinya juga mengalami perlemakan, dan ada juga batu empedu yang masih kecil. Tekanan darah agak tinggi, pemeriksaan laboratorium ada hiperlipidemi, kolesterol total, TG, LDL naik, HDL di bawah normal dan gula darah juga mulai naik, tetapi belum masuk kriteria WHO untuk bisa didiagnosis sebagai diabetes mellitus (DM)
Melihat tanda, gejala dan pemeriksaan laboratorium pada pasien itu, dalam Ilmu kodokteran ada namanya penyakit yang dikenal dengan istilah Sindroma Metabolik, disebut juga sindrom-X atau prediabetes. Merupakan kumpulan gejala gangguan metabolisme yang meliputi obesitas sentral atau perut buncit, hipertensi, dislipidemi, dan resistensi insulin. Bila anda mengalami ini, potensi Anda untuk mengalami komplikasi penyakit kardiovaskuler dan diabetes sangat tinggi. Bila anda sudah masuk pada tahap diabetes, risiko itu akan jauh lebih meningkat lagi.
Memastikan perut buncit dapat dilihat dari lingkaran perut Anda. Untuk ukuran lingkar pinggang orang barat biasanya laki-laki lebih dari 100 cm, sedang wanita lebih dari 80 cm. Untuk orang Indonesia harusnya lebih kecil lagi. Atau, kalau Anda ingin mengetahui ukuran perut Anda masih normal atau tidak, gampangya, Anda cukup berdiri di depan kaca, lalu dari arah samping. Coba Anda perhatikan, kalau perut Anda kelihatan jauh lebih menonjol daripada dada Anda, berarti ukuran perut Anda tidak normal lagi. Kemudian, kalau perut Anda seperti itu, dan 2 -3 gejala lain seperti trigliserida lebih dari 150 mg/dl, HDL kurang dari 40 mg/dl untuk Pria, 50 mg/dl untuk wanita, tekanan darah lebih atau sama dengan 130/85 mmHg, gula darah puasa lebih dari 110 mg/dl, maka menurut WHO Anda sudah dapat dikatakan mengidap sindroma metabolik ini.
Bagaimana mematikannya, berbahayanya penyakit ini, dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan pada 1.209 sampel yang diikuti selama 11 tahun lebih. Pada mereka yang memenuhi kriteria sindroma metabolik ini, mempunyai risiko kematian 3 sampai 5 kali lebih besar meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan dengan kelompok normal atau tidak menderita sindrom ini. Penderita ini juga mempunyai risiko sangat besar utnuk menderita diabetes mellitus. Banyak penelitian lain menunjukkan hasil yang serupa.
Karena itu, kasus sindroma metabolik ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Di Amerika Serikat, 1 dari 5 orang dewasa menderita ini pada tahun 1994. Sekarang lebih dari 50 juta penduduk Amerika Serikta menderita sindroma ini. Di Indonesia, pengalamaan klinis saya juga demikian, banyak sekali kasus perut buncit dengan bermacam gejala lain yang datang konsultasi. Di ruang rawat inap penyakit yang berkaitan dengan sindroma ini juga memenuhi sebagian besar ruangan. Karena demikian banyaknya kasus ini, perut buncit sebagai tanda awal yang dapat dilihat dengan mata, maka Anda tidak sulit menemuinya, baik di jalan, restoran bahkan di Senayan, atau dalam rumah Anda sendiri.
Sayang, pengalaman saya selama ini, perut buncit masih dianggap hal-hal biasa saja, seperti tidak ada masalah. Bahkan, ada yang merasa bangga dengan perut yang besar itu, apalagi bagi pria. Saya tidak tahu sebab pastinya, barangkali ini ada kaitannya dengan asumsi bahwa perut besar, buncit itu ada hubungannya dengan kesejahteraan, kemapanan, kakayaan dan sebagainya. Sering pasien kalau diingatkan tentang perutnya yang besar itu, jawabannya: "kalau kurus nanti dikira orang sakit, kurang makan dokter" Pasien lain menjawab:" tidak gagah pula dokter, kalau kelihatan kurus, dan bila begini, tidur saya lebih enak dokter, di mana dan kapan saja saya bisa tidur."
Disamping itu, yang sering juga menjadi permasalahan adalah, karena dianggap biasa-biasa saja, kesadaran untuk memeriksakan faktor risiko lain seperti kadar lipid darah, gula darah dan sebagainya sangat rendah. Karenanya, sebagian besar pasien baru konsultasi kalau sudah menderita bermacam komplikasi, seperti DM, hipertensi, gangguan jantung, stroke.
Selain itu, karena sindroma metabolik ini tidak muncul mendadak, tiba-tiba waktu bangun pagi ukuran celana Anda berubah dari 33 ke 38 misalnya, tekanan darah Anda melonjak naik ----kalau begini, Anda pasti akan berteriak, "wooow ada apa ini?" Dan, Anda pasti akan memeriksakan diri atau akan konsultasi. Tetapi, perut Anda membuncit sedikit demi sedikit, Anda tidak menyadarinya, bahkan mungkin menikmati perut yang membesar itu, Anda merasa bangga, lebih percaya diri.
Tekanan darah Anda juga begitu, Anda tidak merasakan kenaikan sedikit demi sedikit itu, tidak merasakan gejala-gejalanya, Anda oke-oke saja. Kenaikan gula darah akibat resistensi insulin juga demikian, gejalanya tidak khas, kecuali kalau Anda sudah masuk dalam tahap diabetes dengan gejalanya yang khas seperti banyak minum, banyak kencing, banyak makan. Kadar lipid darah yang tidak normal sama saja, juga tidak memberikan gejala yang spesifik, barangkali Anda hanya baru tahu waktu diperiksa di laboratorium. Maka, sindroma ini sering terlambat penanganannya dan biasanya sudah disertai komplikasi seperti DM, serangan jantung, stroke.
Karena sidroma metabolik ini tidak memberikan gejala klinis yang khas. Maka, bila Anda mempunyai beberapa kumpulan tanda di atas, Anda harus hati-hati. Beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, stroke akan mengancam Anda. Pengalaman saya, perut buncit saja sudah merupakan peringatan dini bagi Anda. Jadi, Anda harus mengubah gaya hidup segera.
Pasien seorang Ibu, menjanda dengan dua anak, masih muda dan cantik. Melihat penampilannya yang sedikit agak genit, dan perutnya seperti orang hamil 9 bulan tidak salah juga barangkali orang lain akan berpikir macam-macam. Kelihatan kulit perutnya yang putih mulus, seperti belum pernah melahirkan. Pada pemeriksaan tanda-tanda kehamilan juga tidak saya temukan, dan USG juga menunjukkan hal demikian. hanya terdapat penumpukan lemak di bagian dalam perutnya yang luar biasa. Hatinya juga mengalami perlemakan, dan ada juga batu empedu yang masih kecil. Tekanan darah agak tinggi, pemeriksaan laboratorium ada hiperlipidemi, kolesterol total, TG, LDL naik, HDL di bawah normal dan gula darah juga mulai naik, tetapi belum masuk kriteria WHO untuk bisa didiagnosis sebagai diabetes mellitus (DM)
Melihat tanda, gejala dan pemeriksaan laboratorium pada pasien itu, dalam Ilmu kodokteran ada namanya penyakit yang dikenal dengan istilah Sindroma Metabolik, disebut juga sindrom-X atau prediabetes. Merupakan kumpulan gejala gangguan metabolisme yang meliputi obesitas sentral atau perut buncit, hipertensi, dislipidemi, dan resistensi insulin. Bila anda mengalami ini, potensi Anda untuk mengalami komplikasi penyakit kardiovaskuler dan diabetes sangat tinggi. Bila anda sudah masuk pada tahap diabetes, risiko itu akan jauh lebih meningkat lagi.
Memastikan perut buncit dapat dilihat dari lingkaran perut Anda. Untuk ukuran lingkar pinggang orang barat biasanya laki-laki lebih dari 100 cm, sedang wanita lebih dari 80 cm. Untuk orang Indonesia harusnya lebih kecil lagi. Atau, kalau Anda ingin mengetahui ukuran perut Anda masih normal atau tidak, gampangya, Anda cukup berdiri di depan kaca, lalu dari arah samping. Coba Anda perhatikan, kalau perut Anda kelihatan jauh lebih menonjol daripada dada Anda, berarti ukuran perut Anda tidak normal lagi. Kemudian, kalau perut Anda seperti itu, dan 2 -3 gejala lain seperti trigliserida lebih dari 150 mg/dl, HDL kurang dari 40 mg/dl untuk Pria, 50 mg/dl untuk wanita, tekanan darah lebih atau sama dengan 130/85 mmHg, gula darah puasa lebih dari 110 mg/dl, maka menurut WHO Anda sudah dapat dikatakan mengidap sindroma metabolik ini.
Bagaimana mematikannya, berbahayanya penyakit ini, dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan pada 1.209 sampel yang diikuti selama 11 tahun lebih. Pada mereka yang memenuhi kriteria sindroma metabolik ini, mempunyai risiko kematian 3 sampai 5 kali lebih besar meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan dengan kelompok normal atau tidak menderita sindrom ini. Penderita ini juga mempunyai risiko sangat besar utnuk menderita diabetes mellitus. Banyak penelitian lain menunjukkan hasil yang serupa.
Karena itu, kasus sindroma metabolik ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Di Amerika Serikat, 1 dari 5 orang dewasa menderita ini pada tahun 1994. Sekarang lebih dari 50 juta penduduk Amerika Serikta menderita sindroma ini. Di Indonesia, pengalamaan klinis saya juga demikian, banyak sekali kasus perut buncit dengan bermacam gejala lain yang datang konsultasi. Di ruang rawat inap penyakit yang berkaitan dengan sindroma ini juga memenuhi sebagian besar ruangan. Karena demikian banyaknya kasus ini, perut buncit sebagai tanda awal yang dapat dilihat dengan mata, maka Anda tidak sulit menemuinya, baik di jalan, restoran bahkan di Senayan, atau dalam rumah Anda sendiri.
Sayang, pengalaman saya selama ini, perut buncit masih dianggap hal-hal biasa saja, seperti tidak ada masalah. Bahkan, ada yang merasa bangga dengan perut yang besar itu, apalagi bagi pria. Saya tidak tahu sebab pastinya, barangkali ini ada kaitannya dengan asumsi bahwa perut besar, buncit itu ada hubungannya dengan kesejahteraan, kemapanan, kakayaan dan sebagainya. Sering pasien kalau diingatkan tentang perutnya yang besar itu, jawabannya: "kalau kurus nanti dikira orang sakit, kurang makan dokter" Pasien lain menjawab:" tidak gagah pula dokter, kalau kelihatan kurus, dan bila begini, tidur saya lebih enak dokter, di mana dan kapan saja saya bisa tidur."
Disamping itu, yang sering juga menjadi permasalahan adalah, karena dianggap biasa-biasa saja, kesadaran untuk memeriksakan faktor risiko lain seperti kadar lipid darah, gula darah dan sebagainya sangat rendah. Karenanya, sebagian besar pasien baru konsultasi kalau sudah menderita bermacam komplikasi, seperti DM, hipertensi, gangguan jantung, stroke.
Selain itu, karena sindroma metabolik ini tidak muncul mendadak, tiba-tiba waktu bangun pagi ukuran celana Anda berubah dari 33 ke 38 misalnya, tekanan darah Anda melonjak naik ----kalau begini, Anda pasti akan berteriak, "wooow ada apa ini?" Dan, Anda pasti akan memeriksakan diri atau akan konsultasi. Tetapi, perut Anda membuncit sedikit demi sedikit, Anda tidak menyadarinya, bahkan mungkin menikmati perut yang membesar itu, Anda merasa bangga, lebih percaya diri.
Tekanan darah Anda juga begitu, Anda tidak merasakan kenaikan sedikit demi sedikit itu, tidak merasakan gejala-gejalanya, Anda oke-oke saja. Kenaikan gula darah akibat resistensi insulin juga demikian, gejalanya tidak khas, kecuali kalau Anda sudah masuk dalam tahap diabetes dengan gejalanya yang khas seperti banyak minum, banyak kencing, banyak makan. Kadar lipid darah yang tidak normal sama saja, juga tidak memberikan gejala yang spesifik, barangkali Anda hanya baru tahu waktu diperiksa di laboratorium. Maka, sindroma ini sering terlambat penanganannya dan biasanya sudah disertai komplikasi seperti DM, serangan jantung, stroke.
Karena sidroma metabolik ini tidak memberikan gejala klinis yang khas. Maka, bila Anda mempunyai beberapa kumpulan tanda di atas, Anda harus hati-hati. Beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, stroke akan mengancam Anda. Pengalaman saya, perut buncit saja sudah merupakan peringatan dini bagi Anda. Jadi, Anda harus mengubah gaya hidup segera.
Baca Juga :
Sumber: http://health.kompas.com/read/2012/12/16/18082370/Perut.Buncit..Penyakit.Pun.Menguntit
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda