Yogyakarta, Para peneliti sedang mencanangkan metode baru yang digadang lebih efektif dalam memberantas demam berdarah, yakni dengan langsung menyerang virus sumbernya. Cara tersebut ditempuh dengan memanfaatkan karakteristik bakteri Wolbachia. Apa itu?
Wolbachia merupakan bakteri tidak berbahaya yang hidup sebagai parasit pada tubuh hewan artropoda. Bakteri ini ditemukan pada 70% serangga seperti ngengat, lalat buah, kupu-kupu, capung, maupun kumbang. Wolbachia juga ditemukan hidup di Aedes albopictus, kerabat dari Aedes aegypti si nyamuk penyebab demam berdarah.
Salah satu karakter bakteri Wolbachia ialah mampu memperpendek rentang hidup lalat buah. Para ilmuwan di Australia mencoba memanfaatkan karakter itu untuk memperpendek rentang hidup nyamuk penyebab demam berdarah. Pertimbangannya, nyamuk DBD hanya menularkan penyakit saat mereka telah memasuki masa lanjut usia. Maka ketika rentang hidup itu diperpendek kemungkinan nyamuk menyebarkan DBD pada manusia pun dapat dipangkas. Demikian menurut penuturan dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD, peneliti utama Eliminate Dengue Project (EDP) di Yogyakarta.
"Kalau umur nyamuk Aedes aegypti bisa dipendekkan, maka kemudian nyamuk tidak akan sempat menularkan demam berdarah, karena sebelum mencapai dewasa sudah mati," jelas dr Riris, atau yang lebih akrab disapa dr Doni, ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (8/5/2014).
Para peneliti di Australia pun mencoba menyuntikkan bakteri Wolbachia pada telur nyamuk Aedes aegypti. Namun cara itu tak mudah. Setelah melakukan riset selama tiga puluh tahun, tahun 2008 lalu mereka mendulang keberhasilan.
Karakter lain dari Wolbachia yang lebih menguntungkan kemudian ditemukan. Selain memperpendek rentang usia nyamuk, Wolbachia ternyata juga dapat menekan replikasi virus dengue pada tubuh nyamuk. Ketika proses replikasi tersebut dihadang, virus tak akan mampu berkembang dan tak mungkin menularkan DBD pada manusia.
"Itu merupakan temuan yang tidak sengaja tetapi justru lebih potensial untuk mencegah transmisi dengue," tambah dr Doni ketika ditemui di Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Seluruh keturunan nyamuk ber-Wolbachia dijamin memiliki bakteri tersebut dalam tubuhnya. Sebab, inang yang terinfeksi Wolbachia biasanya mengalami fenomena inkompatibilitas atau ketidakserasian sitoplasma. Fenomena tersebut merupakan mekanisme penyebaran faktor sel, yakni sel Wolbachia, yang umumnya dilakukan dengan membunuh keturunan yang tidak mewarisi faktor tersebut.
Kini penelitian tersebut sedang diujicobakan di Indonesia, yang notabene negara endemi demam berdarah. Cara ini diharapkan dapat menekan kasus DBD di Indonesia. Jika terbukti nyamuk ber-Wolbachia dapat bertahan di populasi alami dan menekan kasus DBD, hasil penelitian akan direkomendasikan kepada para pengambil kebijakan.
Sumber
Info yang bagus gan
ReplyDelete