Jadigitu.com ~ Siapa sangka obat hipertensi memiliki manfaat lain yang berkaitan dengan
kesehatan otak? Baru-baru ini sebuah studi menemukan bahwa obat-obatan
yang dirancang khusus untuk menurunkan tekanan darah ternyata dapat
mengurangi risiko dementia dan penyakit Alzheimer, terutama pada pria.
Secara khusus, tim peneliti dari Pacific Health Research and Education Institute di Honolulu ini mengamati kaitan antara lesi otak partisipan yang mengonsumsi beta-blocker dan membandingkannya dengan partisipan yang mengonsumsi obat antihipertensi lainnya.
Partisipan yang dilibatkan dalam studi bertajuk Honolulu-Asia Aging Study ini adalah 774 pria yang berusia antara 71-93 tahun antara tahun 1991-2012.
Dari 774 partisipan, 610 orang di antaranya pernah mengonsumsi obat-obatan antihipertensi. 15 persen hanya menerima beta-blocker, 18 persen menerima beta-blocker dan satu obat lainnya atau lebih, sedangkan 67 persen lainnya hanya menerima obat-obatan penurun tekanan darah biasa.
Kemudian setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, tekanan darah awal, skor tes kognitif awal, usia saat meninggal dunia, diabetes, genotipe apolipoprotein E (ApoE) dan kondisi hipertensi paruh baya yang dialami partisipan, peneliti menyimpulkan bahwa partisipan yang menerima beta-blocker saja menunjukkan adanya microinfarction yang lebih sedikit dan lebih sedikit lesi Alzheimer di dalam otaknya daripada partisipan yang pernah diobati dengan obat non-beta-blocker atau tidak diobati sama sekali.
Begitu pula dengan partisipan yang menerima terapi beta-blocker saja atau mengkombinasikannya dengan obat-obatan penurunan tekanan darah lainnya secara signifikan menunjukkan adanya atrofi otak (penyusutan) yang lebih sedikit daripada partisipan yang tidak menerima pengobatan apapun.
"Kendati begitu kami melihat adanya perbaikan penurunan atau gangguan kognitif terkait penggunaan beta-blocker," simpul peneliti seperti dilansir abcnews, Kamis (10/1/2013).
Secara khusus, tim peneliti dari Pacific Health Research and Education Institute di Honolulu ini mengamati kaitan antara lesi otak partisipan yang mengonsumsi beta-blocker dan membandingkannya dengan partisipan yang mengonsumsi obat antihipertensi lainnya.
Partisipan yang dilibatkan dalam studi bertajuk Honolulu-Asia Aging Study ini adalah 774 pria yang berusia antara 71-93 tahun antara tahun 1991-2012.
Dari 774 partisipan, 610 orang di antaranya pernah mengonsumsi obat-obatan antihipertensi. 15 persen hanya menerima beta-blocker, 18 persen menerima beta-blocker dan satu obat lainnya atau lebih, sedangkan 67 persen lainnya hanya menerima obat-obatan penurun tekanan darah biasa.
Kemudian setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, tekanan darah awal, skor tes kognitif awal, usia saat meninggal dunia, diabetes, genotipe apolipoprotein E (ApoE) dan kondisi hipertensi paruh baya yang dialami partisipan, peneliti menyimpulkan bahwa partisipan yang menerima beta-blocker saja menunjukkan adanya microinfarction yang lebih sedikit dan lebih sedikit lesi Alzheimer di dalam otaknya daripada partisipan yang pernah diobati dengan obat non-beta-blocker atau tidak diobati sama sekali.
Begitu pula dengan partisipan yang menerima terapi beta-blocker saja atau mengkombinasikannya dengan obat-obatan penurunan tekanan darah lainnya secara signifikan menunjukkan adanya atrofi otak (penyusutan) yang lebih sedikit daripada partisipan yang tidak menerima pengobatan apapun.
"Kendati begitu kami melihat adanya perbaikan penurunan atau gangguan kognitif terkait penggunaan beta-blocker," simpul peneliti seperti dilansir abcnews, Kamis (10/1/2013).
Sumber: http://health.detik.com/read/2013/01/10/072937/2137934/763/wow-obat-penurun-tensi-darah-bisa-cegah-pikun?l771108bcj
terima kassih Infonya :)
ReplyDelete