Jadigitu.com ~ Protein termasuk dalam nutrisi yang sangat penting dalam pola makan
manusia. Protein menyusun sekitar 40 persen tubuh Anda yang menyebar
pada bagian otot yang menempel pada tulang, otot pada organ, tulang, dan
sebagainya.
Namun, kebanyakan orang kurang mengonsumsi protein. Padahal kita disarankan untuk mengonsumsi 8 gram protein per kilogram berat badan. Dalam masa berdiet sebenarnya protein juga memiliki sejumlah keuntungan, yakni efek kenyang lebih lama serta pencegahan hilangnya massa otot saat berdiet.
Sumber protein yang lebih dikenal antara lain daging, ikan, atau produk daging unggas. Padahal, kacang-kacangan juga kaya akan protein.
Berikut adalah tiga hal penting yang perlu Anda ketahui tentang protein.
1. Diet tinggi protein turunkan berat badan sementara
Walau pun ada penelitian yang menunjukkan diet tinggi protein lebih cepat menurunkan berat badan dibandingkan dengan diet rendah karbohidrat, tetapi diet tersebut biasanya tidak bertahan dalam jangka panjang.
Hal itu salah satunya dibuktikan dalam penelitian tahun 2007 yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association yang membandingkan pola diet 311 wanita kegemukan dan obesitas.
Hasil akhir menunjukkan wanita yang melakukan diet Atkins atau tinggi protein, berhasil turun berat badan sebesar 4 kilogram, sementara wanita yang melakukan diet lain hanya turun 1-2 kilogram.
Tetapi efek penurunan berat badan yang bertahan lama biasanya didapat melalui pembatasan kalori yang diasup. "Orang yang makan tinggi protein memang lebih kenyang sehingga asupan kalori keseluruhan lebih sedikit, tetapi dalam jangka panjang hal itu tidak lebih baik dalam program diet," kata Julie Metos, ahli diet dari Universitas Utah.
2. Protein tak banyak tingkatkan massa otot
Kebanyakan orang yang ingin menambah massa ototnya memilih memperbanyak protein dalam piringnya atau bahkan mengonsumsi minuman tinggi protein.
Dalam penelitian tahun 2004 terhadap para atlet disebutkan meski kebanyakan atlet yang perlu kekuatan otot dan daya tahan, seperti atlet sepak bola dan lari jarak jauh, mendapatkan manfaat dari peningkatan asupan protein, tetapi secara umum para atlet sudah cukup mendapatkan protein hanya dari pola makan mereka yang biasa. Dengan kata lain, menambahkan protein lagi sebenarnya tak terlalu banyak bermanfaat.
3. Terlalu banyak protein bisa berbahaya
Bahaya tidaknya terlalu banyak mengonsumsi protein sebenarnya tergantung pada jenis protein yang kita asup. Beberapa makanan tinggi protein biasanya juga sarat akan lemak jenuh sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Boleh saja menambah sedikit protein dalam pola makan, tetapi perhatikan juga asupan kalori secara keseluruhan. Protein juga mengandung kalori sehingga jika Anda sering mengasup protein tetapi tidak berolahraga, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak," kata Metos.
Penelitian juga menunjukkan pola makan tinggi protein berkontribusi pada peningkatan level kolesterol, asam urat, dan penyakit ginjal, terutama mereka yang sudah menderita gangguan ginjal.
Namun, kebanyakan orang kurang mengonsumsi protein. Padahal kita disarankan untuk mengonsumsi 8 gram protein per kilogram berat badan. Dalam masa berdiet sebenarnya protein juga memiliki sejumlah keuntungan, yakni efek kenyang lebih lama serta pencegahan hilangnya massa otot saat berdiet.
Sumber protein yang lebih dikenal antara lain daging, ikan, atau produk daging unggas. Padahal, kacang-kacangan juga kaya akan protein.
Berikut adalah tiga hal penting yang perlu Anda ketahui tentang protein.
1. Diet tinggi protein turunkan berat badan sementara
Walau pun ada penelitian yang menunjukkan diet tinggi protein lebih cepat menurunkan berat badan dibandingkan dengan diet rendah karbohidrat, tetapi diet tersebut biasanya tidak bertahan dalam jangka panjang.
Hal itu salah satunya dibuktikan dalam penelitian tahun 2007 yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association yang membandingkan pola diet 311 wanita kegemukan dan obesitas.
Hasil akhir menunjukkan wanita yang melakukan diet Atkins atau tinggi protein, berhasil turun berat badan sebesar 4 kilogram, sementara wanita yang melakukan diet lain hanya turun 1-2 kilogram.
Tetapi efek penurunan berat badan yang bertahan lama biasanya didapat melalui pembatasan kalori yang diasup. "Orang yang makan tinggi protein memang lebih kenyang sehingga asupan kalori keseluruhan lebih sedikit, tetapi dalam jangka panjang hal itu tidak lebih baik dalam program diet," kata Julie Metos, ahli diet dari Universitas Utah.
2. Protein tak banyak tingkatkan massa otot
Kebanyakan orang yang ingin menambah massa ototnya memilih memperbanyak protein dalam piringnya atau bahkan mengonsumsi minuman tinggi protein.
Dalam penelitian tahun 2004 terhadap para atlet disebutkan meski kebanyakan atlet yang perlu kekuatan otot dan daya tahan, seperti atlet sepak bola dan lari jarak jauh, mendapatkan manfaat dari peningkatan asupan protein, tetapi secara umum para atlet sudah cukup mendapatkan protein hanya dari pola makan mereka yang biasa. Dengan kata lain, menambahkan protein lagi sebenarnya tak terlalu banyak bermanfaat.
3. Terlalu banyak protein bisa berbahaya
Bahaya tidaknya terlalu banyak mengonsumsi protein sebenarnya tergantung pada jenis protein yang kita asup. Beberapa makanan tinggi protein biasanya juga sarat akan lemak jenuh sehingga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Boleh saja menambah sedikit protein dalam pola makan, tetapi perhatikan juga asupan kalori secara keseluruhan. Protein juga mengandung kalori sehingga jika Anda sering mengasup protein tetapi tidak berolahraga, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak," kata Metos.
Penelitian juga menunjukkan pola makan tinggi protein berkontribusi pada peningkatan level kolesterol, asam urat, dan penyakit ginjal, terutama mereka yang sudah menderita gangguan ginjal.
Sumber: http://health.kompas.com/read/2012/09/04/13425956/3.Hal.yang.Perlu.Diketahui.tentang.Protein
kalo kekurangan protein entar malah kurang gizi kang
ReplyDelete