Jadigitu.com ~ Jantung yang sehat adalah jantung yang berdetak dengan kecepatan normal yaitu sekitar 60-100 denyut permenit (bpm). Namun untuk mendapatkan jantung yang sehat ternyata caranya tak terlalu sulit. Salah satunya dengan berolahraga lebih keras.
Selain dapat memperkuat jantung, cara yang direkomendasikan sebuah studi dari AS ini juga mencegah sindrom metabolik atau munculnya faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti mengamati kebiasaan olahraga sejumlah orang selama 10 tahun, termasuk durasi dan intensitas olahraganya. Dari situ peneliti menemukan bahwa partisipan yang terbiasa jogging atau jalan cepat selama 2-4 jam perminggu dapat menurunkan risikonya terserang sindrom metabolik sebesar 35-50 persen.
"Tapi sebenarnya pengaruh olahraga berintensitas tinggi maupun rendah terhadap kesehatan kardiovaskular telah lama diperdebatkan. Kendati begitu olahraga berintensitas tinggi terbukti memberikan dampak yang jauh berbeda terhadap fisiologi tubuh," ujar pakar jantung, Eric Topol, MD, yang juga direktur Scripps Translational Science Institute seperti dilansir dari menshealth, Rabu (17/10/2012).
Dengan kata lain, ketika detak jantung Anda semakin tinggi maka pembuluh darah semakin melebar dan kesehatan sistem kardiovaskular Anda juga akan meningkat.
"Temuan ini juga dikatakan sepakat dengan hasil studi sebelumnya yang menyatakan bahwa olahraga dengan intensitas tinggi memicu perubahan metabolisme lipid dan glukosa serta tekanan darah sehingga menurunkan faktor risiko yang memicu sindrom metabolik," tandas David Moron, MD, pakar jantung dari Vanderbilt University.
Tapi bukan berarti jalan santai di malam hari jadi tak berguna. Pasalnya, sebuah studi yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal Circulation mengemukakan bahwa olahraga ringan selama 2,5 jam perminggu juga dapat mengurangi peradangan pada tubuh sebagai salah satu faktor utama penyakit jantung.
Kuncinya, pastikan detak jantung Anda berkisar pada 120 denyut permenit dan Anda konsisten dengan durasi 2,5 jam perminggu seperti yang direkomendasikan para pakar.
"Jika bingung harus memilih diantara keduanya, aerobik bisa jadi pilihan terbaik," pungkas Topol.
Selain dapat memperkuat jantung, cara yang direkomendasikan sebuah studi dari AS ini juga mencegah sindrom metabolik atau munculnya faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti mengamati kebiasaan olahraga sejumlah orang selama 10 tahun, termasuk durasi dan intensitas olahraganya. Dari situ peneliti menemukan bahwa partisipan yang terbiasa jogging atau jalan cepat selama 2-4 jam perminggu dapat menurunkan risikonya terserang sindrom metabolik sebesar 35-50 persen.
"Tapi sebenarnya pengaruh olahraga berintensitas tinggi maupun rendah terhadap kesehatan kardiovaskular telah lama diperdebatkan. Kendati begitu olahraga berintensitas tinggi terbukti memberikan dampak yang jauh berbeda terhadap fisiologi tubuh," ujar pakar jantung, Eric Topol, MD, yang juga direktur Scripps Translational Science Institute seperti dilansir dari menshealth, Rabu (17/10/2012).
Dengan kata lain, ketika detak jantung Anda semakin tinggi maka pembuluh darah semakin melebar dan kesehatan sistem kardiovaskular Anda juga akan meningkat.
"Temuan ini juga dikatakan sepakat dengan hasil studi sebelumnya yang menyatakan bahwa olahraga dengan intensitas tinggi memicu perubahan metabolisme lipid dan glukosa serta tekanan darah sehingga menurunkan faktor risiko yang memicu sindrom metabolik," tandas David Moron, MD, pakar jantung dari Vanderbilt University.
Tapi bukan berarti jalan santai di malam hari jadi tak berguna. Pasalnya, sebuah studi yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal Circulation mengemukakan bahwa olahraga ringan selama 2,5 jam perminggu juga dapat mengurangi peradangan pada tubuh sebagai salah satu faktor utama penyakit jantung.
Kuncinya, pastikan detak jantung Anda berkisar pada 120 denyut permenit dan Anda konsisten dengan durasi 2,5 jam perminggu seperti yang direkomendasikan para pakar.
"Jika bingung harus memilih diantara keduanya, aerobik bisa jadi pilihan terbaik," pungkas Topol.
Sumber: http://health.detik.com/read/2012/10/17/093444/2064611/766/mau-jantung-kuat-berolahragalah-lebih-keras?l771108bcj
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda