Jadigitu.com ~ Ternyata anak laki-laki sekarang lebih cepat puber jika dibanding
beberapa dekade lalu. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS)
memperlihatkan anak laki-laki memasuki usia puber lebih awal 6 bulan
hingga dua tahun.
Demikian studi terbaru yang dilakukan American Academy of Pediatrics (AAP) dan dirilis secara online sebelum dicetak pada Sabtu (20/10) lalu. Seperti dilansir CNN pada Senin (22/10/2012), dalam penelitian yang dipimpin oleh Marcia Herman-Giddens dari Sekolah Kesehatan Publik Universitas Carolina Utara, AS, dikatakan alasan yang membuat pubertas anak laki-laki menjadi lebih cepat memerlukan penelitian yang komprehensif.
Anak perempuan memasuki masa pubertas jika mengalami perkembangan pada payudaranya, serta mulai mendapat siklus menstruasi. Sedangkan untuk anak laki-laki, masa pubertas terjadi saat testisnya membesar dan memproduksi sperma.
212 Praktisi di AS melakukan penelitian pada 4.100 anak laki-laki usia 6 hingga 16 tahun di 41 negara bagian AS. Para praktisi mencatat informasi tentang ukuran kelamin anak laki-laki tersebut dan penampilan rambut kemaluan mereka. Berdasarkan data yang diperoleh, anak laki-laki yang diteliti tersebut lantas dimasukkan dalam salah satu dari 5 tahap pubertas. Tahapan itu antara lain pra pubertas, masa pubertas, dan dewasa.
Para peneliti tersebut membandingkan usia dan tahapan pubertas dari semua anak laki-laki yang diteliti. Nah, penelitian tersebut dirancang ketat hanya untuk melaporkan perubahan fisik, sedang kondisi hormonalnya tidak didata.
Bagaimana hasil penelitiannya? Anak laki-laki Afro-Amerika masuk dalam fase kedua, yakni masa pubertas pada usia 9 tahun. Sedangkan anak laki-laki non-Hispanik kulit putih dan Hispanik mulai berkembang sekitar umur 10 tahun.
"Ini berdampak pada kesehatan masyarakat," kata Herman-Giddens.
Menurut mereka, pubertas yang lebih dini dilihat dari umur anak-laki-laki itu mungkin saat ini terlihat normal. Namun para peneliti tidak bisa memastikan 'normal' tersebut dalam arti sehat atau memang sudah seharusnya. Herman-Giddens meyakini lingkungan memainkan peran penting dalam meningkatkan pubertas.
"Perubahannya sangat cepat," kata Herman-Giddens.
"Faktor genetika mungkin butuh waktu ratusan sampai ribuan tahun. Anda harus melihat sesuatu di lingkungan. Termasuk karena (kurangnya) olahraga, junk food, TV, bahan kimia," ujar Dr Megan Kelsey, asisten profesor pediatrik endokrinologi Rumah Sakit Anak Colorado.
Dr Kelsey juga menyebut beberapa penelitian menunjukkan keterkaitan antara obesitas masa kanak-kanak dengan pubertas perempuan. Jaringan lemak memiliki kemampuan untuk mengubah hormon lain menjadi estrogen, di mana para ahli meyakini hal itu juga menyebabkan perkembangan dini payudara. Lemak juga menciptakan hormon leptin yang dibutuhkan untuk masa pubertas.
Namun beberapa penelitian tentang hubungan antara obesitas danh pubertas pada anak laki-laki memperlihatkan hasil yang bertentangan. Sejumlah penelitian menemukan pubertas mengalami keterlambatan pada pria gemuk. Hal ini kemungkinan dikarenakan kelebihan ekstrogen dalam tubuh. Namun penelitian lanjutan diperlukan, karena masalah tersebut bisa jadi disebabkan banyak faktor.
"Ini adalah topik yang sangat rumit," ucap seorang analis senior, Sonya Lunder, dalam sebuah kelompok kerja lingkungan.
"Kami menemukan banyak bahan kimia yang membuat orang Amerika terpapar setiap hari sehingga menimbulkan dampak," imbuhnya.
Studi telah mengaitkan bahan kimia lingkungan pada banyak hal, mulai dari penurunan konsentrasi sperma, peningkatan cacat lahir, hingga masalah perilaku pada anak-anak. Tetapi mengidentifikasi bahan kimia tertentu yang menyebabkan perubahan hormonal sejauh ini masih belum memungkinkan. Namun pestisida dan bisphenol A (BPA) atau bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat botol plastik ditengarai memiliki pengaruh.
Sonya Lunder berpendapat dengan cepatnya pubertas maka akan memperpendek usia anak-anak. Dampaknya bukan hanya kesuburan di masa depan tetapi juga perubahan fisiologis di dalam otak yang bersangkutan. Nah, karena anak-anak bisa jadi masa pubertasnya lebih cepat jika dibanding masa pubertas orang tuanya zaman dulu, maka mereka perlu mendapat penjelasan yang memadai.
Demikian studi terbaru yang dilakukan American Academy of Pediatrics (AAP) dan dirilis secara online sebelum dicetak pada Sabtu (20/10) lalu. Seperti dilansir CNN pada Senin (22/10/2012), dalam penelitian yang dipimpin oleh Marcia Herman-Giddens dari Sekolah Kesehatan Publik Universitas Carolina Utara, AS, dikatakan alasan yang membuat pubertas anak laki-laki menjadi lebih cepat memerlukan penelitian yang komprehensif.
Anak perempuan memasuki masa pubertas jika mengalami perkembangan pada payudaranya, serta mulai mendapat siklus menstruasi. Sedangkan untuk anak laki-laki, masa pubertas terjadi saat testisnya membesar dan memproduksi sperma.
212 Praktisi di AS melakukan penelitian pada 4.100 anak laki-laki usia 6 hingga 16 tahun di 41 negara bagian AS. Para praktisi mencatat informasi tentang ukuran kelamin anak laki-laki tersebut dan penampilan rambut kemaluan mereka. Berdasarkan data yang diperoleh, anak laki-laki yang diteliti tersebut lantas dimasukkan dalam salah satu dari 5 tahap pubertas. Tahapan itu antara lain pra pubertas, masa pubertas, dan dewasa.
Para peneliti tersebut membandingkan usia dan tahapan pubertas dari semua anak laki-laki yang diteliti. Nah, penelitian tersebut dirancang ketat hanya untuk melaporkan perubahan fisik, sedang kondisi hormonalnya tidak didata.
Bagaimana hasil penelitiannya? Anak laki-laki Afro-Amerika masuk dalam fase kedua, yakni masa pubertas pada usia 9 tahun. Sedangkan anak laki-laki non-Hispanik kulit putih dan Hispanik mulai berkembang sekitar umur 10 tahun.
"Ini berdampak pada kesehatan masyarakat," kata Herman-Giddens.
Menurut mereka, pubertas yang lebih dini dilihat dari umur anak-laki-laki itu mungkin saat ini terlihat normal. Namun para peneliti tidak bisa memastikan 'normal' tersebut dalam arti sehat atau memang sudah seharusnya. Herman-Giddens meyakini lingkungan memainkan peran penting dalam meningkatkan pubertas.
"Perubahannya sangat cepat," kata Herman-Giddens.
"Faktor genetika mungkin butuh waktu ratusan sampai ribuan tahun. Anda harus melihat sesuatu di lingkungan. Termasuk karena (kurangnya) olahraga, junk food, TV, bahan kimia," ujar Dr Megan Kelsey, asisten profesor pediatrik endokrinologi Rumah Sakit Anak Colorado.
Dr Kelsey juga menyebut beberapa penelitian menunjukkan keterkaitan antara obesitas masa kanak-kanak dengan pubertas perempuan. Jaringan lemak memiliki kemampuan untuk mengubah hormon lain menjadi estrogen, di mana para ahli meyakini hal itu juga menyebabkan perkembangan dini payudara. Lemak juga menciptakan hormon leptin yang dibutuhkan untuk masa pubertas.
Namun beberapa penelitian tentang hubungan antara obesitas danh pubertas pada anak laki-laki memperlihatkan hasil yang bertentangan. Sejumlah penelitian menemukan pubertas mengalami keterlambatan pada pria gemuk. Hal ini kemungkinan dikarenakan kelebihan ekstrogen dalam tubuh. Namun penelitian lanjutan diperlukan, karena masalah tersebut bisa jadi disebabkan banyak faktor.
"Ini adalah topik yang sangat rumit," ucap seorang analis senior, Sonya Lunder, dalam sebuah kelompok kerja lingkungan.
"Kami menemukan banyak bahan kimia yang membuat orang Amerika terpapar setiap hari sehingga menimbulkan dampak," imbuhnya.
Studi telah mengaitkan bahan kimia lingkungan pada banyak hal, mulai dari penurunan konsentrasi sperma, peningkatan cacat lahir, hingga masalah perilaku pada anak-anak. Tetapi mengidentifikasi bahan kimia tertentu yang menyebabkan perubahan hormonal sejauh ini masih belum memungkinkan. Namun pestisida dan bisphenol A (BPA) atau bahan kimia yang umum digunakan untuk membuat botol plastik ditengarai memiliki pengaruh.
Sonya Lunder berpendapat dengan cepatnya pubertas maka akan memperpendek usia anak-anak. Dampaknya bukan hanya kesuburan di masa depan tetapi juga perubahan fisiologis di dalam otak yang bersangkutan. Nah, karena anak-anak bisa jadi masa pubertasnya lebih cepat jika dibanding masa pubertas orang tuanya zaman dulu, maka mereka perlu mendapat penjelasan yang memadai.
Sumber:http://health.detik.com/read/2012/10/22/193027/2069779/763/wah-anak-laki-laki-sekarang-lebih-cepat-puber?l992205755
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda