Oh~Gitu ~ Diciptks and Telecommunications Systems di Chennai, India. Penelitian ini melihat penggunaan internet pada 69 mahasiswa selama dua bulan.
Pada awal penelitian para mahasiswa tersebut diberikan Internet Related Problem Scale (IRPS) yang berbentuk pertanyaan sebanyak 20 buah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merefleksikan kebiasaan dan karakteristik yang muncul pada gejala kecanduan dan diukur dengan skala 0 sampai 200. Gejala-gejala ini antara lain introversi, toleransi, pelarian diri, penarikan diri, rating tentang kehilangan kontrol, dan waktu yang diambil dari kegiatan sehari-hari.
Dilansir medicaldaily pada Selasa (24/12/2013), hasil menunjukkan bahwa skor IRPS berkisar dari 30 hingga 134 dengan skor rata-rata 75. Pemakaian internet pada mahasiswa berkisar antara 140 megabytes sampai 51 gigabytes, dengan rata-rata penggunaan sebanyak 7 gigabytes.
Penggunan internet pada mahasiswa-mahasiswa tersebut meliputi browsing, bermain game, perpesanan, media sosial, dan unduh file. Peneliti juga menemukan korelasi antara hasil survey IRPS dengan hasil penelitian. Misalnya pada mahasiswa menghabiskan 25% waktu penggunaan internetnya dengan instant messaging memiliki kecenderungan untuk introvert.
Sementara itu, bermain game, perpesanan, dan browsing memiliki kaitan dengan skor IRPS yang tinggi. Email dan jejaring sosial ternyata berkaitan dengan mahasiswa dengan skor IRPS rendah.
"Ada 5 sampai 10 persen pengguna internet yang menunjukkan adanya ketergantungan. Penelitian pada pencitraan otak menunjukkan penggunaan internet yang berlebihan dapat membuat perubahan jalur saraf reward otak (brain reward system) yang juga ditemui pada pecandu obat-obatan," ujar Dr. Sriram Chellapan, asisten profesor pada Computer Science di Missouri University of Science and Technology.
Ia juga mengatakan bahwa meski kecanduan internet kurang ditangani secara serius, efek negatif yang ditimbulkan ternyata bisa lebih berbahaya daripada kecanduan obat-obatan. Meski begitu, para peneliti yang terlibat menyatakan bahwa hasil riset ini masih perkiraan karena tidak ditemukan efek sebab akibat. Hal ini disebabkan dari banyak siswa yang menunjukkan gejala-gejala kecanduan mempunyai gangguan jiwa yang tidak mereka ketahui.
Pada awal penelitian para mahasiswa tersebut diberikan Internet Related Problem Scale (IRPS) yang berbentuk pertanyaan sebanyak 20 buah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merefleksikan kebiasaan dan karakteristik yang muncul pada gejala kecanduan dan diukur dengan skala 0 sampai 200. Gejala-gejala ini antara lain introversi, toleransi, pelarian diri, penarikan diri, rating tentang kehilangan kontrol, dan waktu yang diambil dari kegiatan sehari-hari.
Dilansir medicaldaily pada Selasa (24/12/2013), hasil menunjukkan bahwa skor IRPS berkisar dari 30 hingga 134 dengan skor rata-rata 75. Pemakaian internet pada mahasiswa berkisar antara 140 megabytes sampai 51 gigabytes, dengan rata-rata penggunaan sebanyak 7 gigabytes.
Penggunan internet pada mahasiswa-mahasiswa tersebut meliputi browsing, bermain game, perpesanan, media sosial, dan unduh file. Peneliti juga menemukan korelasi antara hasil survey IRPS dengan hasil penelitian. Misalnya pada mahasiswa menghabiskan 25% waktu penggunaan internetnya dengan instant messaging memiliki kecenderungan untuk introvert.
Sementara itu, bermain game, perpesanan, dan browsing memiliki kaitan dengan skor IRPS yang tinggi. Email dan jejaring sosial ternyata berkaitan dengan mahasiswa dengan skor IRPS rendah.
"Ada 5 sampai 10 persen pengguna internet yang menunjukkan adanya ketergantungan. Penelitian pada pencitraan otak menunjukkan penggunaan internet yang berlebihan dapat membuat perubahan jalur saraf reward otak (brain reward system) yang juga ditemui pada pecandu obat-obatan," ujar Dr. Sriram Chellapan, asisten profesor pada Computer Science di Missouri University of Science and Technology.
Ia juga mengatakan bahwa meski kecanduan internet kurang ditangani secara serius, efek negatif yang ditimbulkan ternyata bisa lebih berbahaya daripada kecanduan obat-obatan. Meski begitu, para peneliti yang terlibat menyatakan bahwa hasil riset ini masih perkiraan karena tidak ditemukan efek sebab akibat. Hal ini disebabkan dari banyak siswa yang menunjukkan gejala-gejala kecanduan mempunyai gangguan jiwa yang tidak mereka ketahui.
sumber: http://health.detik.com/read/2013/12/24/173805/2450976/763/orang-yang-kecanduan-internet-punya-gejala-seperti-kecanduan-narkoba?l992206755
Iya kang betul itu gak ngenet sehari kayak ada yg kurang
ReplyDeleteduh bisa gitu ya...
ReplyDelete