Oh~Gitu ~Pengakuan matahari hari ini membuatku
setengah mengantuk. Jam didinding mengatakan kepadaku untuk segera
meninggalkan tempat itu. Anginpun membisikan hal yang sama disebelah
telinga kananku.
Kulangkahkan kaki menuruni tangga satu
persatu, sampai dengan habis pada hitungan ke-20 dianak tangga terakhir.
Kami tak sengaja bertemu muka, kali ini tanpa senyuman. Entahlah apakah
Ia berusaha tersenyum padaku atau tidak, yang mampu kulakukan hanya
menundukan kepala.
“Aku tak berani menatap wajahnya..” Kataku dalam hati.
Kejadian minggu lalulah yang membuatku
tak berani lagi memandang wajahnya. Saat itu ditempat yang sama, cuaca
mendung menyambutku penuh tawa. Didekat toko roti, Ia sedang melayani
para pelanggannya. Ia membungkuskan seikat bunga mawar merah dengan
sebuah pita, tersenyum memberikannya ke seorang nenek yang tak sengaja
melewati jalan didepan toko bunganya. Rintikpun mulai mengguyur ringan,
Ia lanjutkan merapikan pot-pot bunga yang berjajar diluar, dibalik
dinding putih dengan corak kebiruan.
Aku tengah berlari, setiap hari selalu
kulewati toko bunganya yang jaraknya hanya 10 meter dari rumahku.
Kebetulan saat itu aku harus mengejar salah satu dosen dikampus untuk
mengumpulkan hasil karya ilmiah, yang sudah aku proyeksikan selama 2
minggu ini.
Alangkah terkejutnya, disaat aku
memperhatikan sikapnya.. Aku terpeleset dengan sukses tepat
dihadapannya. Tak kuhiraukan 3 lepasan daun pisang yang menghalangi
jalanku, aku terpesona dengan kecantikan hatinya.
“Debummm!!!!” Posisi jatuh dengan tubuh yang hampir masuk ke got, dan tanpa malu memperoleh sebuah ember pink diatas kepala.
“Damn!!!” Tak sengaja teriakku dalam hati.
Dengan sigap Ia berlari kecil
menolongku, diulurkan dengan hati-hati tangannya yang lembut tuk meraih
lenganku dan membantuku agar berdiri kembali. Dan Ia berkata, “Kamu gak
apa-apa Mas? Sakit?”
Dalam hati memperlakukan rasa sakit
segera jauh-jauh dari perasaan,mencoba berteriak tanpa suara menahan
rasa sakit yang mendera. Badanku memang tegap berdiri kembali, tapi
harga diriku jatuh remuk dihadapannya akibat kejadian ini. Yang ada
hanya rasa malu memenuhi hati.
“Lain kali hati-hati ya Mas..”
Ah, kata-kata itu selalu bersemayam
didalam kalbu. Tatapan mata karena kekhawatiran terpancar jelas. Senyum
kecil menghiasi wajahnya tuk mencoba menghiburku.
“Akan kutunggu waktu yang tepat,Tuk mengatakan kata-kata ajaib yang segera merubah hidupku dengan cepat,Sejak 1 tahun yang lalu aku selalu memperhatikannya..
Diam bukan berarti tidak berbuat apa-apa,Jika ada rasa yang hadir dijiwa sebelumnya,Aku menganggap dirinya tuk melihat seperti biasa,Sebagai tindakan untuk menjaga hati untukku dan dirinya..
Kata ajaib itu akan kuucapkan ketika ijab qabul dilaksanakan,Cinta yang yang terus kupupuk hingga tua bersamanya.
Saat ini aku hanya bisa berdiam,Terus memperbaiki diri dan berdoa setiap malam,Hingga aku menemukan sahabat sejati yang mendampingiku kelak dikehidupan..”
izin share ya admin :) buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya ayuk... daftar, main dan menangkan Line : agen365 WA : +855 87781483 :) Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)
izin share ya admin :)
ReplyDeleteburuan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)