Wanita Lebih Takut Jadi Bungkuk Daripada Gemuk

Jadigitu.com ~ Umumnya, wanita mencintai estetika. Mulai dari keindahan wajah, tubuh, hingga penampilan akan menjadi perhatiannya. Tetapi bagaimana jika postur tubuhnya tidak mendukung akibat kifosis? 
Kifosis atau bungkuk ternyata menjadi momok yang menakutkan, bahkan lebih menakutkan daripada kelebihan berat badan. Dr Siti Annisa Nuhonni SpKFR seorang spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi mengungkapkan bahwa kifosis adalah silent desease. 

"Kifosis akan sangat merusak postur tubuh khususnya perempuan. Karena ketika perempuan memiliki postur yang baik tentu akan menjadi lebih cantik," ujarnya.

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Anlene dengan tema 'Even Heroes Need a Hero' di Carrefour Mall Kota Kasablanka Lantai LG, Jl Casablanca kav 88, Jakarta, Kamis (25/4/2013).

Ia juga menuturkan berdasarkan hasil survei, sepertiga wanita Indonesia khawatir mengalami osteoporosis. Sebab osteoporosis dapat membatasi mobilitas dan dapat menyebabkan ketergantungan fisik pada orang lain.

Nah, untuk itu wanita di bawah 30 tahun sangat disarankan untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya. Kalsium yang dibutuhkan sekitar 1.000-1.200 setiap hari. Tak hanya itu, olahraga dan aktivitas fisik harus juga dilakukan untuk memperkuat tulang.


Sumber: http://health.detik.com/read/2013/04/25/171041/2230572/763/wanita-ternyata-lebih-takut-bungkuk-daripada-kegemukan?l771108bcj

Tinggi Badan Menurun? Waspadai Kifosis

Jadigitu.com ~ Kifosis alias bungkuk tidak hanya dialami para manusia lanjut usia alias manula, tetapi juga orang-orang muda. Kifosis juga merupakan kelainan tulang akibat osteoporosis. 

"Kita bisa mengenal kifosis melalui tinggi badan. Jika tinggi badan tiba-tiba menurun berarti sudah terkena kifosis," ujar dr Siti Annisa Nuhonni SpKFR seorang spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi.

Ia menjelaskannya dalam kegiatan Anlene dengan tema "Even Heroes Need a Hero" di Carrefour Mall Kota Kasablanka Lantai LG, Jl Casablanca kav 88 Jakarta, dan ditulis pada Jumat (26/4/2013).

Ia menambahkan kifosis dapat diketahui dengan menempelkan tubuh sejajar dengan tembok dan melihat jarak antara kelurusan tembok dan oksifut. "Kalau O cm berarti bagus. Kalau jauh berarti sudah kifosis," kata dr Honni.

Kifosis atau bungkuk terbagi menjadi dua, yaitu kifosis fungsional dan struktural. "Kifosis struktural itu seperti yang terjadi pada lansia. Sudah permanen dan tidak dapat dikoreksi biasanya akan membentuk sudut 50 derajat atau lebih," ujar dokter bercucu 6 ini.

Dr Honni menambahkan kebungkukan orang Asia dan Amerika berbeda. Jika orang Amerika bungkuk pada tulang punggung, sedangkan orang Asia agak sedikit lebih turun pada tulang belakang sehingga bungkuknya cenderung maju ke depan.


Sumber: http://health.detik.com/read/2013/04/26/091920/2231008/763/tinggi-badan-tiba-tiba-menurun-hati-hati-terkena-kifosis?l992202755

Sadar Sehat dari Dokter Kecil

Dokter KecilJadigitu.com ~  Sejarah pernah mengungkapkan peran dokter kecil yang merupakan ujung tombak program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam memperhatikan kesehatan anak sekolah. Dokter kecil membuat anak sekolah jadi sadar sehat.

Karena kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak kecil, dokter kecil di tingkat sekolah dasar pun akan direvitalisasi yang nantinya bisa menjadi pahlawan kesehatan Indonesia.

"Saya menyambut baik dan mengapresiasi upaya untuk merevitalisasi dokter kecil dan revitalisasi peran kader kesehatan," kutipan sambutan Menteri Kesehatan yang disampaikan Dr Budihardja, DTM&H,MPH selaku Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dalam acara pemutaran film 'Tanah Air Beta', di Studio Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (24/6/2010).

Dokter kecil merupakan siswa yang aktif dalam menangani masalah kesehatan di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar. Siswa yang menjadi dokter kecil pun merupakan siswa yang berprestasi secara akademik.

"Kami memilih siswa yang berprestasi sebagai dokter kecil, agar mereka menjadi contoh bagi teman-temannya untuk hidup sehat, serta agar dapat mengimbangi antara kegiatan dokter kecilnya dengan prestasi akademik," ujar Hj. Sati, S.Pd, pendamping dokter kecil dari SDN Pondok Labu 15, Cilandak, Jakarta Selatan.

Sati juga menuturkan, kegiatan yang biasa dilakukan dokter kecil antara lain aktif di Unit Kesehatan Sekolah (UKS), memberi contoh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS), buang sampah pada tempatnya dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Selain itu, dokter kecil juga aktif melakukan pemeriksaan kesehatan rutin bagi teman-temannya di sekolah, seperti pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan kesehatan mata, yang hasilnya kemudian akan dilaporkan kepada guru dan wali murid.

Pahlawan cilik kesehatan ini diharapkan dapat menjadi teladan dan memberi contoh tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada teman-temannya yang lain di lingkungan sekolah


Sumber: http://risalahatiku46.blogspot.com/2011/05/sadar-sehat-dari-dokter-kecil.html

Peluang Umur Panjang Tampak dari Kecepatan Berjalan Kaki

jalanJadigitu.com ~  Tak semua orang punya kesempatan berumur panjang, namun ada cara mudah untuk memperkirakannya. Perhatikan saja kecepatannya saat berjalan sebab jika orang lebih sering berjalan tergesa-gesa, peluangnya lebih besar untuk berumur panjang.

Kecepatan berjalan kaki pada seseorang memang sangat bervariasi, kadang lebih cepat dan sekali waktu akan lebih lambat. Oleh karena itu, untuk membandingkan peluang berumur panjang maka kecepatan itu harus diambil rata-ratanya.

Kecepatan rata-rata berjalan kaki dipengaruhi antara lain oleh ketersediaan energi. Makin tinggi kemampuan tubuh mengolah energi, makin sehat seseorang dan makin mampu untuk berjalan lebih cepat.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah kontrol dan koordinasi gerakan tubuh. Untuk bergerak dengan efisien, tubuh memerlukan koordinasi yang baik antara otak dan sistem saraf, sistem kardiovaskular serta muskoskeletal (rangka dan otot).

Menurut sebuah penelitian di University of Pittsburgh, kedua faktor ini berkaitan dengan status kesehatan seseorang. Makin sehat tubuh seseorang, makin besar pula peluang bertahan hidup lebih lama tanpa tanpa gangguan penyakit.

Seseorang yang berjalan kaki dengan kecepatan rata-rata 1 meter/detik atau lebih cepat punya harapan hidup 10 tahun lebih panjang dibanding yang berjalan pelan-pelan. Penelitian tersebut tidak memperhitungkan seberapa sering orang itu berjalan maupun jarak tempuh rata-ratanya.

Yang jelas hubungan antara kecepatan berjalan dengan peningkatan usia harapan hidup hanya berlaku bagi lansia khususnya yang sudah berada di usia sekitar 75 tahun. Pada usia tersebut, rata-rata orang berjalan kaki dengan kecepatan 0,8 meter/detik.

"Tubuh akan menyesuaikan kemampuannya dengan kecepatan berjalan kaki. Inilah yang membuat kecepatan berjalan kaki bisa digunakan sebagai indikator kesehatan seseorang," ungkap sang peneliti Prof Stephanie Studenski, seperti dikutip dari MSNBC, Rabu (5/1/2011).

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal American Medical Association edisi 5 Januari 2011.


Sumber: http://risalahatiku46.blogspot.com/2011/05/peluang-umur-panjang-tampak-dari.html

Cara Untuk Menghaluskan Tangan Yang Kasar

Jadigitu.com ~ Cuaca yang ekstrim, aktivitas yang berat, sabun dengan kadar deterjen yang terlalu keras, dan perawatan yang salah, bisa  menyebabkan kulit tangan Anda kasar dan pecah-pecah. Jika kulit tangan sudah terlanjur kasar,  gunakan cara yang tepat untuk "mengobatinya". Anda hanya perlu lima menit untuk merawatnya. 

1. Rendam dengan air hangat
Air hangat selalu ampuh untuk melembutkan kulit. Agar lebih efektif, rendam tangan Anda dalam air hangat yang sudah dicampur dengan garam. Sebaiknya, rendam tangan saat selesai beraktivitas, atau rendam di malam hari. Anda juga bisa menambahkan sabun cair ke dalam air hangat untuk membersihkan tangan.

2. Minyak zaitun dan scrub gula
Campur satu sendok teh gula pasir dengan satu sendok teh minyak zaitun dalam mangkuk. Kemudian oleskan campuran ini ke bagian tangan yang kasar. Lakukan dengan gerakan melingkar agar kotoran mudah terangkat. Namun, jangan menggosoknya terlalu keras karena gesekan yang terlalu keras justru membuat kulit Anda terluka. Minyak zaitun akan melembutkan dan melembabkan kulit yang kering. Gunakan campuran minyak zaitun ini seminggu sekali agar mendapatkan kulit yang halus.

3. Cocoa butter 
Selain menggunakan hand cream, Anda bisa menggunakan body butter yang mengandung cocoa butter (lemak cokelat). Gunakan dua tetes cocoa butter dan oleskan merata di seluruh bagian tangan. 

4. Campuran bedak bayi, garam, dan sabun
Taburi bagian tangan yang kasar, kemudian tambahkan garam mandi ke atasnya. Terakhir tambahkan sabun cair dan gosok tangan dengan perlahan. Setelah semua kotoran menghilang, bersihkan sisa sabunnya dengan air hangat. Cara ini mampu membantu Anda mendapatkan kulit tangan selembut kulit bayi.

5. Minyak kelapa
Salah satu "obat" untuk melembabkan kulit kering adalah dengan mengoleskan minyak kelapa. Oleskan minyak kelapa ke tangan dan diamkan selama 10 menit. Kemudian bersihkan sisa minyak dengan mengoleskan garam ke atasnya.

Sumber: http://female.kompas.com/read/2013/04/14/06334524/Atasi.Tangan.Kasar.dengan.Cara.Ini.

1000 Hari Pertama Menentukan Tinggi Tidaknya Seorang Anak

Jadigitu.com ~ Banyaknya anak pendek alias stunting menunjukkan besarnya kasus kurang gizi di Indonesia. Untuk mengatasi, saat ini disiapkan program nasional sadar gizi yang disebut Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Program ini dilaksanakan hingga akhir 2015, melibatkan 11 kementerian.
Demikian benang merah paparan Peter Guest, Deputy Country Director Program Pangan PBB (WFP), Fasli Jalal, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, dan Arum Atmawikarta, Sekretaris Eksekutif Nasional Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) di Bappenas, dalam diskusi tentang ketahanan pangan di Jakarta, Kamis (4/4).

Berdasarkan indikator tinggi badan dan umur, Fasli memaparkan prevalensi anak bawah lima tahun yang masuk kategori pendek dan sangat pendek mencapai 40 persen di desa dan lebih dari 30 persen di perkotaan.

Anak pendek dan sangat pendek ini memiliki beberapa risiko, antara lain tingkat kecerdasan dan produktivitas rendah. Pada usia dewasa berisiko lebih besar terkena penyakit degeneratif.

Menurut Fasli, untuk menekan kasus stunting anak balita, perlu diperhatikan kecukupan gizi anak balita pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Selama ini mengatasi gizi buruk difokuskan pada bayi sejak dilahirkan hingga berusia lima tahun.

Padahal, periode emas adalah saat anak masih dalam kandungan hingga usia dua tahun. Karena itu, perlu perubahan paradigma dalam penanganan gizi buruk.

Hal ini yang mendasari penyiapan Gerakan 1.000 HPK di Indonesia. ”Pencanangan secara nasional berdasarkan Peraturan Presiden dan melibatkan 11 kementerian,” kata Arum.

Dalam pelaksanaan di daerah, kata Fasli, akan melalui berbagai pendekatan, antara lain penyuluhan di posyandu dan kantor dinas agama dalam pemberian nasihat pola hidup sehat bagi pasangan yang akan menikah.

Untuk menginisiasi penanganan gizi buruk dan anak pendek di Indonesia, WFP bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan membuat peta kerawanan dan ketahanan pangan di Indonesia melalui riset kesehatan dasar tahun 2010.

Peta itu mengungkapkan, kasus tertinggi gizi buruk ditemukan di kawasan timur Indonesia. ”Sebanyak 7,7 juta anak di bawah lima tahun (35,6 persen) mengalami stunting,” kata Guest. Tahun ini peta akan diperbarui. (YUN)


Sumber: http://health.kompas.com/read/2013/04/06/0752056/Gerakan.1.000.Hari.Pertama.Kehidupan.Atasi.Anak.Pendek

 
Oh-Gitu © 2012 | Template By Arsip Sehat myfriend: Blog Asalasah | Asalasah.net | BigCendol | egp